Senin, 22 September 2014

Mencari Kebahagiaan Di ibu Kota

Ku bertanya kepada merekaTentang pilihan dan kebanggaanMemilih kelahiran anak adamDan kebanggaan mengangkat nama keluarga
Wahai bani manusiaAku bukanlah singa padang pasirAku hanya anak laki-lakiYang butuh wanita sebagai penenang hati
Jauh di negeri seberang aku berpetualangDengan bekal doa dan kasih sayangSerta air mata kedua orang tuaMelepas kepergian keluar dari rumah
Ayah ibu aku tahuBetapa sayangnya engkau padakuAyah ibu aku baru mengertiPemberianmu adalah wujud kebahagiaan hati
Kini putramu hidup di keluarga baruKeluarga alam dibawah bayanganBayangan hitam dan putihHanya hitam yang mudah terlihat
Ayah aku kini sudah bekerjaWalau tak seberapa hasilnyaMembuatku tegar jadi laki-lakiBerdiri di atas kaki sendiri
Ibu aku kini sudah mandiriBisa memasak dan menata rambutSuatu saat kan kuhidangkan sepiring nasiDan kuperkenalkan dengan wanita jelita
Ayah ibu ku selalu berharap doa engkauTabahkanlah hati karena ketiadaankuMaafkanlah tenagaku belum bisa mengurangi beban ayahMencari rumput dan menanam padi di sawah
Ayah ibu maafkanlah putramu yang merepotkanSejak balita sampai dewasaHanya harapan bahagia yang baru bisa ku beriAyah ibu aku adalah putramu
Ayah ibu tenangkan hatiku di siniBelajar dan bekerja untuk masa depanHingga mentari hangat menyinariKu pasti pulang sebagai anak pilihan dan kebanggaan